Rabu, 19 Oktober 2016

Coretan Gak Jelas

11:32 AM
20 Oktober 2016...

Masih bengong di ruangan kantor. Maklum, kerja di divisi pajak memang mengharuskan saya "menyepi" dari staff lain karena alasan keamanan data perusahaan. 
Bingung mau ngerjain apa. Mungkin saya salah satu dari sedikit orang yang sukarela meminta pekerjaan ke atasan.. Ciyeeee, kedengeran nya berasa paling rajin gitu yaa... Tapi emang bener, kerja di divisi pajak kebanyakan nganggur nya. Kebetulan, divisi pajak perusahaan ada di Jakarta dan saya hanya di pabrik nya. Gak banyak kerjaan yang bisa saya kerjain. Paling banyak cuma nginput PPN untuk periode yg udah lewat. Tapi saya gak tau juga dengan teman2 yang kerja di divisi pajak di perusahaan lain. Biasanya, divisi pajak sibuk kalau udah mau laporan pajak PPh 21. Baru deehh keblingerrr... Hahaha... 

Ada yang bilang, "enak ya kerja ny nganggur. Bisa nonton youtube atau browsing2". Ada juga yang nyarani supaya ikut MLM atau online shop. Saran nya sih bagus banget, tapi saya bukan tipe orang yang pinter jualan. Sebenernya sayang juga waktu segini banyak gak dimanfaatin. Tapi gimana dong... Kalau ada yang mau training saya buat ikut MLM atau online shop, saya terima dengan tangan terbuka lebar.. #ngarep
Tapi yang disayangkan itu sebenernya cuma 1, ni otak jadi gak bisa olahraga. Ngeri-ngeri nya nanti kena penyakit pikun prematur (amit2 100x...). Gak banyak ilmu yang bisa diserap. Dan gak banyak ilmu juga yang bisa saya pake buat kerjaan.. Lha wong kerjaan aja sampe harus minta2.. Untung nya, saya masih diperbantukan di divisi finance untuk penagihan. Paling gak, ilmu yang ada gak cuma disimpan di lubuk hati yang paling dalam.. Kekekekekekek.. 

Liat orang lain semangat kerja sambil usaha sampingan. Pengen sih ikutan, tapi bingung harus dari mana. Daripada waktu nya habis buat nonton youtube dan jadi kesel gara2 liat kasus Mario Teguh yang gak selesai2 kaya episode Tersanjung, mending 'kan energi nya buat hal lain yang menghasilkan duit... 
Ada ide buat bikin cerpen dan udah coba kirim ke redaksi majalah. Tapi kaya nya belum ada yang dimuat. Hidup kan emang butuh perjuangan, mas broow... Hehehehehhe.. 

Jadi ini ceritanya bukan artikel atau apapun. Ini cuma sekedar coretan singkat karena gatau harus ngerjain apa.. Hahahahha.. 
Tapi gak papa lah yaa.. Kata orang 'kan berbagi itu baik.. 





Jumat, 23 September 2016

Surat Untuk Sahabat..

Hai Sahabat...
Bagaimana kabar mu di sana? Lama tak pernah dengar lagi kabar mu. Bukan karena kita terpisah sangat jauh, tapi aku merasa kamu memang "jauh".. 
Oh ya, selamat atas hari pernikahan mu.. Maaf aku tidak datang. Bukan karena aku tidak mau datang. Kamu tau aku tidak akan sanggup berdiri di sana, tidak akan pernah. Aku belum memiliki cukup kekuatan untuk bersahabat dengan keadaan bahwa sesungguhnya, masa itu telah berakhir.. Aku belum cukup berani memandang wanita yang kini menjadi istri mu dan harus merelakanmu. 
Kamu masih ingat, masa ketika kita sekolah dulu? Kamu berjanji bahwa kamu akan selalu ada untuk ku. Dimanapun dirimu berada. Kamu berjanji akan terus menemaniku melewati masa sulit ku di SMA. Menjadi bahan bully teman-teman karena aku akhirnya bisa bersahabat dengan mu. Bersahabat dengan mantan pacar teman ku sendiri. Kamu selalu bilang "ini bukan antara aku dan mereka, tapi ini antara kita. Inilah persahabatan kita." 



Sampai hari ini, aku tidak bisa menyembunyikan perasaan bangga bahwa aku pernah bersahabat dengan mu. Bahwa aku pernah menjadi penyemangatmu. 
Masih ingatkah kamu saat kita terpisah jarak karena kuliah? Bandung - Jakarta hanya dapat kita "tempuh" dengan telepon dan berkirim pesan. Hal-hal lucu selalu menjadi topik pembicaraan kita setiap hari. Tapi itu pun tidak bisa juga mengurangi kebiasaan kita untuk bertengkar. Kamu selalu bilang bahwa aku salah ambil jurusan. Hehehe.. Yah aku mengakui itu, kawan. Hanya saja, aku ingin kamu tahu bahwa setiap hari ku lalui dengan sebuah harapan bahwa kamu akan menemaniku, kuliah di kampus yang sama. 
Kawan, masih ingatkah saat hari dimana guru kita mengadakan ulangan mendadak?? Saat seperti itu, kamu hanya pasrah sambil bernyanyi "Mukjizaaatt ituu nyataaa..". Hahahahaha... Satu hal yang masih aku ingat sampai hari ini. Tapi akhirnya kita bisa juga melalui ulangan mendadak itu. 
Aku pun belum lupa saat kamu tidak bisa pergi sekolah karena rumah mu kebanjiran. Tahu kah kamu, bahwa hari itu adalah hari paling sepi sedunia (lebay)? Dan besok nya kamu bercerita bahwa kamu dibawa oleh TIM SAR menggunakan sampan?? Dan saat kamu di atas sampan, kebetulan ada seorang reporter televisi yang ingin mewawancarai mu sebagai korban banjir?  Hahahahahha... 

Banyak hal yang menjadi kenangan saat ini..
Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan, kawan.. Mungkin kamu tidak melihat perjuangan ku saat ini untuk dapat memperbaiki hidup ku, memperbaiki setiap kesalahan yang ku lakukan di masa lalu. Bahkan mungkin kamu tidak pernah tau setiap masalah yang datang dalam hidup ku saat ini. 

Sahabat... 
Dimanapun kamu berada sekarang, ketahuilah bahwa aku masih tetap aku yang dulu. Aku masih tetap menjadi gadis cengeng yang selalu butuh tempat untuk "berteduh". Aku masih tetap menjadi orang yang selalu mendoakan kebahagiaan mu, berdoa untuk setiap masa depan mu. Aku tau bahwa aku bukanlah orang yang akan menemanimu di sisa hidup mu, tapi ingatlah kawan, bahwa aku pernah hadir sebagai masa lalu mu, sebagai masa muda mu. 

Kelak jika kita bertemu di kehidupan yang lain... 
Aku akan menjadi gadis mu. Kita akan mengalahkan dunia, menjadi kuat karena satu sama lain. Dan jika aku bertemu dengan mu di kehidupan yang lain, hati ini akan tetap seperti ini adanya.. Seharusnya sejak awal ku buktikan betapa berarti nya kamu untuk ku, karena kini kurasakan "harga" yang harus ku bayar... 




To my bestfriend.. 
Ard's



Kamis, 15 September 2016

Kado Ulang Tahun... Sebuah Rasa "Terima Kasih"

Besok tanggal 17 September 2016, hari ulang tahun ku... Iya, ulang tahun.. 
Yah, walaupun umur ku mendekati angka 30, tapi aku tidak bisa menyembunyikan perasaan bahwa aku juga mengharapkan kado.. Kadooo??? Heelooowwww, udah hampir emak2 masih ngarep kado?? *plak*


Iya, aku emang mengharapkan kado. Bukan kado dalam bentuk barang, yang dibungkus warna warni dengan hiasan pita di atas nya, bukaan.. Terlalu mainstream. Kado itu bisa dengan berbagai macam kan.. Sejujurnya, cuma aku yang hapal tanggal ulang tahun semua anggota keluarga ku dari mulai bapak (walau sudah alm), ibu ku, dan kakak2 ku. 
Di hari esok (saat ulang tahun), aku ingin terbangun dengan perasaan damai. Aku ingin suasana rumah lebih nyaman, tanpa ada suara ribut dari ponakan2 yang setiap pagi selalu mengisi rumah kami. Tanpa ada suasana yang terburu2 berangkat kerja, belum sarapan, ponakan nangis rebutan barang. Belum lagi ibu ku yang sering mengeluh capek karena mengurus 2 cucu (maklum kakak dan suaminya bekerja kantoran). Aarrgghhh... Aku ingin dihari esok aku bisa menikmati waktu ku sendiri, mensyukuri hari dimana usia ku makin tua (hehehehehe..). Aku ingin 1 hari dimana aku bisa "menghadiahi" diri ku sendiri dengan sebuah penghargaan bahwa aku sudah berjuang sangat baik di tahun ini. Aku selalu berjuang untuk menjaga mood ibu ku agar tetap baik. Terkadang, saat mood ibu jelek, aku selalu menjadi sasaran kekesalan nya, apapun masalahnya. Memang, aku anak bungsu dan hanya satu2 nya yang belum menikah jadi aku memang masih tinggal bersama ibu. Tapi, karena kakak2 ku sudah menikah dan bekerja, terpaksa menitipkan anak2 nya di rumah. Jadilah aku juga kebagian tugas membantu setiap pekerjaan rumah, mengantarkan ibu ku ke pasar, disamping "tugas" untuk mendengar protes ibu ku karena harus menjaga anak2 kakak ku. Lho kenapa protes sama aku?? Yaaa, begitulah.. Tapi aku tetap memiliki tanggung jawab sebagai seorang anak yang harus membantu ibu nya.. Memang sejak kecil, ibu ku memberi ku tanggung jawab untuk membersihkan rumah dan membantu nya memasak. Aku bersyukur ibu ku masih tetap sehat sampai hari ini. 
Atau setidaknya, kado dari pacar ku (yang tahun depan akan menjadi suami ku). Entah sebuah makan malam sederhana tapi romantis, atau jalan-jalan ke tempat yang bernuansa "alam". Hampir setiap perempuan mengharapkan kado dari pasangan nya di hari ulang tahun. Tahun lalu tidak ada yang spesial dari nya. Tapi aku pun harus mengerti kondisi nya saat ini yang baru memulai "kehidupan" yang lebih baik dari sisi finansial. Aku harus menjadi pribadi yang mendukung nya, bukan malah menuntut. Jadi, mungkin harapan ku akan ku simpan sendiri sementara waktu. 
Aku tidak mengharapkan sebuah perayaan mewah atau dengan kue ulang tahun dari toko kue branded, atau kado yang menggunung. Aku mungkin hanya butuh kado "penghargaan diri". Mungkin terkesan kekanakan, tapi setiap orang butuh penghargaan diri dari orang lain kan? Aku butuh saat di mana keluarga ku menghargai setiap usaha ku selama ini. Bahwa aku selalu mengalah dalam kondisi apapun untuk menjaga agar situasi di rumah tetap nyaman. Fakta bahwa anak bungsu itu manja, nyata nya tidak benar. Justru aku merasa bahwa anak bungsu seperti aku ini malah lebih peka terhadap situasi di rumah. Aku tau saat di mana aku harus bisa memposisikan diri sebagai orang yang diandalkan oleh ibu ku. Orang tua ku tidak mengenal istilah "bungsu harus dimanja" saat membesarkan aku dan kakak2 ku. 
Aku hanya ingin sebuah "rasa terima kasih" atas apa yang aku simpan selama ini. Mungkin rasa dibedakan, rasa sebagai sasaran kekesalan, sasaran kekecewaan. Kalau aku mengikuti slogan "bungsu berarti manja", entah situasi seperti apa yang ada di rumah ku. Aku tidak kan peduli dengan kesulitan orang lain. Aku pernah mengungkapkan apa yang aku rasakan pada ibu ku, tapi ibu ku langsung marah dan berkata bahwa ibu ku tidak pernah membedakan siapapun. Tapi, di lain hari secara tidak langsung ibu ku pun mengakui itu. Aku lebih memilih diam dan menerima nya. 
Pernah satu hari saat ulang tahun ku 2 tahun lalu. Aku ingin ada perayaan kecil-kecilan. Aku ingin ada sesuatu yang istimewa tapi tidak ingin membebani orang tua ku. Jadilah aku membeli kue ulang tahun ku sendiri dan beberapa kue-kue lain untuk dimakan bersama keluarga ku. Agak sedikit kecewa sih karena ini sama seperti istilah dari aku, oleh aku, untuk kita.. Tapi yang penting keluarga ku bisa merayakan ulang tahun ku. 
Aku juga berharap doa yang terbaik untuk ku. Iya, doa.. Agar aku bisa lebih baik dan lebih tegar lagi. Kenyataan bahwa aku sudah terlalu tua untuk mengharapkan kado memang benar. Tapi jika kado nya adalah suasana di rumah yang tetap damai, akrab dan baik tanpa harus mengorbankan perasaan ku sendiri, tidak salah kan? 
Mungkin untuk orang lain, aku terkesan egois, manja, tidak tahu terima kasih. Tapi, jika mereka melihat dari sudut pandang ku dengan perasaan yang aku simpan selama ini, semua nya akan berbeda. Banyak hal yang diam-diam aku pendam sendiri. Banyak pula pertanyaan yang tak pernah aku tau jawaban nya. 
Saat tanggal 17 September tiba besok, akhirnya akan seperti hari-hari lain. Dan berlalu juga seperti yang lain. Pada akhirnya, kado terindah yang akan aku dapatkan adalah sebuah pemahaman bahwa hari yang mungkin aku anggap spesial, tidak berarti harus spesial untuk orang lain. Pemahaman bahwa kebahagiaan akan aku temukan di bagian hari yang lain. Mungkin di hari ulang tahun orang lain ( apa sih?)
Ini lah hidup.... 

Happy birthday to me..
Happy birthday to me..
Happy birthday, happy birthday..
Happy birthday to me.... 








Rabu, 13 April 2016

When You're Looking Like That - Cerita Masa Kecil

Masa kecil gue terbilang menyenangkan.. Bagaimana tidak, gue sangat bersyukur terlahir sebagai generasi 90an yang pada saat itu gadget belum menguasai hampir seluruh kehidupan seseorang.. 
Pada masa itu hari-hari gue diisi dengan poster-poster boy band Westlife (generasi 90an pasti tahu gimana booming nya boy band satu ini). Kalo gak salah, gue masih kelas 5 SD waktu itu. Gue salah satu fans berat Nicky Byrne alias Nicholas Bernard James Adam Byrne (gileeee..., sampe apal mati tuh nama panjang). Hahahahaha.. 

Gue bahkan dengan rela dan senang hati mengumpulkan semua hal tentang westlife yang gue beli dari uang jajan gue sendiri, mulai dari poster, pin up (poster ukuran kecil), bros, gantungan kunci, tempat pensil, CD tour asli mereka, gelas daaaann masiih banyak lagii.. Dan gue gak pernah tau kemana itu semua barang setelah gue beranjak dewasa. Layak nya anak-anak "tanggung" lain, gw berasa menemukan cinta pertama atau cinta monyet atau apapun itu. Gw ngerasa lebih semangat belajar dan sekolah karena semua alat tulis gue selalu diwarnai dengan wajah-wajah ganteng personil Westlife. Gue ngerasa Nicky Byrne adalah cinta pertama gue. Saat itu gue hafal apapun tentang Nicky Byrne. Sampai gue patah hati saat Nicky nikah dengan Georgina Ahern. 
Gue gak pernah lupa gimana ngotot nya gue ngerajuk karena ingin nonton konser Westlife di Jakarta untuk yang pertama kali. Dari pagi sampai tengah hari gue merajuk dan nangis ke orang tua. Pada akhirnya gue harus berbesar hati karena cukup melihat siaran nya di berita dan di radio. 

Gue terus ngikutin tiap album yang mereka keluarin, mulai dari Westlife Deluxe, Cost to Coast sampai ke World of Our Own. Setelah itu gue gak pernah mengikuti lagi. Maklum, gue masuk dunia SMA dan beranjak dewasa. Gue gak mungkin terus membiarkan dinding kamar gue dipenuhi poster-poster mereka sementara sebentar lagi gue bakal ninggalin rumah untuk kuliah di luar kota. Akhir nya dengan berat hati (plus masih patah hati gara2 pernikahan Nicky Byrne), gue bersihin kamar dan seisi rumah dari wajah-wajah ganteng itu. Dan good bye my own Westlife's world.. 

Sekarang, hampir 13 tahun kemudian.. Di sela-sela jam kerja, kadang gue iseng buka youtube. Gak sengaja gue liat video clip lagu When You're Looking Like That dan gue serasa dibawa kembali ke masa-masa dulu. Masa-masa saat gue cukup bahagia dengan "cinta pertama" gue yang jauh di sana. Cocok deh dengan lagu Project Pop "Pacarku Superstar". Hahahaha.. 
Gue bahagia banget bisa punya kenangan sederhana dari seorang remaja beranjak dewasa. Apalagi yang gue tau, Westlife tuh salah satu boy band lawas yang mengandalkan talenta dan tetap menjaga nama baik sampai akhirnya mereka bubar (sedih banget.. :( hikz.. ). Gue cukup bangga karena pernah menjadi bagian dari dunia yang jatuh cinta pada idola nya. Generasi yang apa adanya, tanpa dipengaruhi kehidupan gadget setiap hari. Generasi yang masih berlomba mengumpulkan pernak-pernik band favorit dengan usaha sendiri. 
Kalau sekarang, miris banget.. Jangankan musik, perfilman Indonesia juga cuma diisi dengan kekerasan yang sudah dilihat oleh anak-anak yang pada waktu gue dulu masih sibuk dengan dunia boy band nya.. Kecintaan yang masih dalam batas wajar.. 

Walo gimana pun, buat gue, Westlife tetap jadi boy band yang bisa bikin deg-degan tiap denger lagu dan liat video clip nya. Mungkin 2003, 2004 atau tahun2 yang lalu gak bakal bisa balik lagi. Tapi dengan lagu-lagu dan video clip nya mampu jadi mesin waktu buat gue.. Buat kembali merasakan jatuh cinta pertama pada seorang Nicky Byrne.. 


"Am I supposed to leave you know 
When you're looking like that 
I can't believe what I gave away 
Now I can't take it back 
I don't wanna get lost
I don't wanna live my life without you
How am I supposed to leave you now
When you're looking like that..."










Kamis, 10 Maret 2016

Andaikan Kau Datang Kembali

Lagu yang kembali dipopulerkan oleh Ruth Sahanaya (Uthe) ini selalu membuat mata saya berkaca-kaca bahkan mungkin sampai menangis..
Lirik dalam lagu ini bukan membuat saya mengingat mantan pacar atau pacar yang jauh. Lebih dalam, lirik lagu ini membawa ingatan saya pada alm ayah saya yang pergi 1 tahun yang lalu..

Ayah saya meninggal karena sakit komplikasi.. Berawal dari diabetes dan menjalar ke penyakit lain. Satu mata nya sudah tidak bisa melihat karena efek gula darah yang sampai merusak kornea mata. Mungkin karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini membuat ayah menjadi pribadi yang terlihat mudah marah, mengeluh tentang setiap keadaan.. Tapi kami sebagai keluarga selalu berusaha sabar untuk menghadapi beliau (terutama ibu). 1 tahun sebelum kepergian nya, keluarga kami pun ditimpa masalah yang sangat serius. Itu karena kesalahan yang saya buat. Kesalahan itu membuat keluarga kami harus rela kehilangan sejumlah uang yang nilai nya sangat besar karena tertipu oleh mantan pacar saya. Padahal uang itu dikumpulkan oleh ayah untuk masa depan saya, untuk membiayai pernikahan saya kelak.
Tapi di atas semua itu, ayah saya masih berkata "beruntunglah kita sebagai orang yang tertipu, bukan yang menipu. Kita tidak berbuat dosa dan merugikan orang lain". Betapa seorang ayah yang sangat bijak.

Walaupun penyakit membuat nya menjadi pribadi yang sulit dihadapi, beliau masih memberikan wejangan-wejangan hidup yang begitu bijak. Beliau mengajarkan kami untuk selalu memberi dan memberi. Saking ingin memberi, keluarga kami beberapa kali tertipu oleh orang-orang yang ingin meminta uang dengan penampilan seperti fakir miskin atau apapun.. Tapi Puji Tuhan, hal-hal itu tidak membuat keluarga kami kekurangan..

Ayah mulai kolaps sekitar bulan Januari 2015. Beliau mengalami sesak napas karena ada cairan yang menggenangi paru-paru nya. Saat itu beliau sudah menjalani cuci darah selama 6 bulan. Saat terakhir, hanya saya, ibu dan tante yang menemani beliau hingga nafas terakhir. Saya merasa sangat bersyukur bisa menemani beliau di saat terakhir sebagai perwakilan kakak2 saya.. Sehari sebelum meninggal, beliau sudah sempat meminta maaf pada setiap anggota keluarga.. Sudah saling ikhlas. Pesan terakhir beliau yang saya ingat "Kalau nanti bapak pergi, jangan ditangisi.. Berdoa saja karena ada Tuhan Yesus yang jemput bapak.."

Sampai saat ini, saya selalu ingat pesan yang selalu disampaikan oleh beliau: "jangan pernah takut untuk memberi.."

Betapa hatiku bersedih 
Mengenang kasih dan sayang mu.. 
Setulus pesan mu kepada ku
Engkau kan menunggu.. 



Selamat jalan ayah.. Tak ada pribadi yang lebih bijak selain ayah..

With love
Your last daughter


Rabu, 09 Desember 2015

Si Bungsu Yang Bicara

"Anak bungsu pasti manja". Kalimat begini mungkin sering kita dengar di kehidupan sehari-hari. Selain kalimat itu, masih banyak kalimat-kalimat yang menjudge anak-anak bungsu (termasuk gue) sebagai anak manja, tidak bisa diandalkan, hanya merepotkan keluarga, dll. Tapi sebenernya, sebagai anak bungsu banyak hal positif yang bisa gue dapet dari peran gue sabagai anak bungsu. Mau tau apa aja?Check it out!

  • Anak yang paling deket sama orang tua.
Sayang Ibu

Yang dimaksud dengan "paling deket" disini bukan selalu berarti paling gampang minta ini itu. Sebagai contoh kecil, gue yang sebagai anak bungsu, ngerasa paling sayang sama nyokap n bokap. Banyak hal yang bisa gue dapet dari nyokap, mulai dari pengalaman hidup sampai obrolan dari hati ke hati. Nyokap selalu ingetin gue untuk bersikap bijak dan baik di kehidupan sehari-hari. Gue selalu punya pemikiran yang sama dengan nyokap dalam suatu hal, jadi bisa meminimalisir adu argumen yang sebenernya gak perlu. 
  • Bisa dapet banyak resep masakan dan trik jitu dalam memasak
Masak

Gue yang notabene gak pinter masak, bukan berarti gak punya kemauan belajar masak. Boleh dibilang, masakan nyokap gue itu masakan yang "nge-indonesia" banget, alias ueenaaakkk bangett (bukan nyombong loh, tapi temen-temen dan sodara-sodara juga bilang begitu, hehe). Nyokap gue banyak ngajarin trik tradisional tentang cara memasak yang enak dan bersih yang gak ada di buku resep masakan. Tapi emang sih, anak-anak gadis tempo dulu banyak yang sudah pinter masak. Gak kayak jaman sekarang, pinter main gadget (termasuk gw, hoho). Gue juga jadi terbiasa untuk bersih-bersih rumah mulai dari mencuci piring, cuci pakaian, dan lain-lain . 


Belanja bareng nyokap
Nyokap lebih sering minta untuk ditemani belanja, entah itu belanja baju, alat rumah tangga, atau apapun. Mungkin karena gue tipikal anak yang "yes, mom". Karena gue gak terlalu pinter memadu-padankan pakaian biar terlihat up-date, gue selalu minta saran dan pendapat nyokap dalam belanja pakaian. Ini gak termasuk kategori manja loh, karena setiap orang pasti membutuhkan orang lain dalam menilai penampilan nya sendiri kan? :p 
Gue juga jadi bisa belajar belanja, terutama belanja sayuran dan perlengkapan rumah tangga supaya gak canggung lagi saat gue sudah berubah jadi ibu rumah tangga (calon ibu rumah tangga yang baik... Pe-de mode on. Haha)


  • Ngerawat saat nyokap sakit
Saat nyokap sakit, semua anak memang terlihat sibuk. Tapi karena gue yang lebih banyak menghabiskan waktu bareng nyokap, gue biasanya tau apa yang harus gue lakukan. Mulai dari bersih-bersih rumah, nyiapin makanan untuk nyokap, siap kesana kemari jika dibutuhkan dan hal-hal lain. Gue juga siaga jika nyokap minta dipijit, dikompres kalau badan panas dan minta diantar ke toilet. Gue sebagai anak bungsu, akan ngerasa sebagai anak yang paling "memiliki" orang tua, apalagi nyokap. Bukan berarti gue egois, tapi menurut gue rasa "memiliki" untuk menjaga itu gak ada salahnya. 


  • Selamanya, nyokap akan mengaggap anak bungsu nya sebagai anak-anak

Nyokap akan selamanya berpikir bahwa gue adalah anak-anak, tapi bukan dalam arti kata negatif seperti kekanakan, manja atau tidak bisa berpkiri bijak. Bukan! Tapi lebih ke secara fisik. Walau pun mungkin nanti gue bakal nikah dan punya anak, nyokap akan terus berpikir bahwa gue adalah anak gadis ny yang manis dan selalu ada saat nyokap sakit, atau butuh temen. #ciyeeee

  • Travelling bareng nyokap
Nyokap juga bisa jadi travelling partner yang seru. Gue dan nyokap sering jalan-jalan bareng. Banyak cerita seru selama kita jalan, mulai dari ketinggalan kereta, nyasar sampai ketemu tempat belanja atau tempat makan yang baru dan wajib balik lagi ke sana. Hal-hal begini yang gak bisa didapet semua anak dengan orang tua nya. 

Itu beberapa hal positif yang bisa gue dapet dan gue lakuin bareng nyokap. Mungkin masih ada hal-hal lain yang bisa dirasain sama anak-anak bungsu lain nya. Jadi, jangan sembarangan bilang kalau anak bungsu itu manja. Anak bungsu pun bisa jadi anak yang diandalkan dalam keluarga, tergantung bagaimana didikan nya. 

Salam anak bungsu.

^_^













 

Princess Speaks Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang