Kamis, 15 September 2016

Kado Ulang Tahun... Sebuah Rasa "Terima Kasih"

Besok tanggal 17 September 2016, hari ulang tahun ku... Iya, ulang tahun.. 
Yah, walaupun umur ku mendekati angka 30, tapi aku tidak bisa menyembunyikan perasaan bahwa aku juga mengharapkan kado.. Kadooo??? Heelooowwww, udah hampir emak2 masih ngarep kado?? *plak*


Iya, aku emang mengharapkan kado. Bukan kado dalam bentuk barang, yang dibungkus warna warni dengan hiasan pita di atas nya, bukaan.. Terlalu mainstream. Kado itu bisa dengan berbagai macam kan.. Sejujurnya, cuma aku yang hapal tanggal ulang tahun semua anggota keluarga ku dari mulai bapak (walau sudah alm), ibu ku, dan kakak2 ku. 
Di hari esok (saat ulang tahun), aku ingin terbangun dengan perasaan damai. Aku ingin suasana rumah lebih nyaman, tanpa ada suara ribut dari ponakan2 yang setiap pagi selalu mengisi rumah kami. Tanpa ada suasana yang terburu2 berangkat kerja, belum sarapan, ponakan nangis rebutan barang. Belum lagi ibu ku yang sering mengeluh capek karena mengurus 2 cucu (maklum kakak dan suaminya bekerja kantoran). Aarrgghhh... Aku ingin dihari esok aku bisa menikmati waktu ku sendiri, mensyukuri hari dimana usia ku makin tua (hehehehehe..). Aku ingin 1 hari dimana aku bisa "menghadiahi" diri ku sendiri dengan sebuah penghargaan bahwa aku sudah berjuang sangat baik di tahun ini. Aku selalu berjuang untuk menjaga mood ibu ku agar tetap baik. Terkadang, saat mood ibu jelek, aku selalu menjadi sasaran kekesalan nya, apapun masalahnya. Memang, aku anak bungsu dan hanya satu2 nya yang belum menikah jadi aku memang masih tinggal bersama ibu. Tapi, karena kakak2 ku sudah menikah dan bekerja, terpaksa menitipkan anak2 nya di rumah. Jadilah aku juga kebagian tugas membantu setiap pekerjaan rumah, mengantarkan ibu ku ke pasar, disamping "tugas" untuk mendengar protes ibu ku karena harus menjaga anak2 kakak ku. Lho kenapa protes sama aku?? Yaaa, begitulah.. Tapi aku tetap memiliki tanggung jawab sebagai seorang anak yang harus membantu ibu nya.. Memang sejak kecil, ibu ku memberi ku tanggung jawab untuk membersihkan rumah dan membantu nya memasak. Aku bersyukur ibu ku masih tetap sehat sampai hari ini. 
Atau setidaknya, kado dari pacar ku (yang tahun depan akan menjadi suami ku). Entah sebuah makan malam sederhana tapi romantis, atau jalan-jalan ke tempat yang bernuansa "alam". Hampir setiap perempuan mengharapkan kado dari pasangan nya di hari ulang tahun. Tahun lalu tidak ada yang spesial dari nya. Tapi aku pun harus mengerti kondisi nya saat ini yang baru memulai "kehidupan" yang lebih baik dari sisi finansial. Aku harus menjadi pribadi yang mendukung nya, bukan malah menuntut. Jadi, mungkin harapan ku akan ku simpan sendiri sementara waktu. 
Aku tidak mengharapkan sebuah perayaan mewah atau dengan kue ulang tahun dari toko kue branded, atau kado yang menggunung. Aku mungkin hanya butuh kado "penghargaan diri". Mungkin terkesan kekanakan, tapi setiap orang butuh penghargaan diri dari orang lain kan? Aku butuh saat di mana keluarga ku menghargai setiap usaha ku selama ini. Bahwa aku selalu mengalah dalam kondisi apapun untuk menjaga agar situasi di rumah tetap nyaman. Fakta bahwa anak bungsu itu manja, nyata nya tidak benar. Justru aku merasa bahwa anak bungsu seperti aku ini malah lebih peka terhadap situasi di rumah. Aku tau saat di mana aku harus bisa memposisikan diri sebagai orang yang diandalkan oleh ibu ku. Orang tua ku tidak mengenal istilah "bungsu harus dimanja" saat membesarkan aku dan kakak2 ku. 
Aku hanya ingin sebuah "rasa terima kasih" atas apa yang aku simpan selama ini. Mungkin rasa dibedakan, rasa sebagai sasaran kekesalan, sasaran kekecewaan. Kalau aku mengikuti slogan "bungsu berarti manja", entah situasi seperti apa yang ada di rumah ku. Aku tidak kan peduli dengan kesulitan orang lain. Aku pernah mengungkapkan apa yang aku rasakan pada ibu ku, tapi ibu ku langsung marah dan berkata bahwa ibu ku tidak pernah membedakan siapapun. Tapi, di lain hari secara tidak langsung ibu ku pun mengakui itu. Aku lebih memilih diam dan menerima nya. 
Pernah satu hari saat ulang tahun ku 2 tahun lalu. Aku ingin ada perayaan kecil-kecilan. Aku ingin ada sesuatu yang istimewa tapi tidak ingin membebani orang tua ku. Jadilah aku membeli kue ulang tahun ku sendiri dan beberapa kue-kue lain untuk dimakan bersama keluarga ku. Agak sedikit kecewa sih karena ini sama seperti istilah dari aku, oleh aku, untuk kita.. Tapi yang penting keluarga ku bisa merayakan ulang tahun ku. 
Aku juga berharap doa yang terbaik untuk ku. Iya, doa.. Agar aku bisa lebih baik dan lebih tegar lagi. Kenyataan bahwa aku sudah terlalu tua untuk mengharapkan kado memang benar. Tapi jika kado nya adalah suasana di rumah yang tetap damai, akrab dan baik tanpa harus mengorbankan perasaan ku sendiri, tidak salah kan? 
Mungkin untuk orang lain, aku terkesan egois, manja, tidak tahu terima kasih. Tapi, jika mereka melihat dari sudut pandang ku dengan perasaan yang aku simpan selama ini, semua nya akan berbeda. Banyak hal yang diam-diam aku pendam sendiri. Banyak pula pertanyaan yang tak pernah aku tau jawaban nya. 
Saat tanggal 17 September tiba besok, akhirnya akan seperti hari-hari lain. Dan berlalu juga seperti yang lain. Pada akhirnya, kado terindah yang akan aku dapatkan adalah sebuah pemahaman bahwa hari yang mungkin aku anggap spesial, tidak berarti harus spesial untuk orang lain. Pemahaman bahwa kebahagiaan akan aku temukan di bagian hari yang lain. Mungkin di hari ulang tahun orang lain ( apa sih?)
Ini lah hidup.... 

Happy birthday to me..
Happy birthday to me..
Happy birthday, happy birthday..
Happy birthday to me.... 








0 komentar:

Posting Komentar

 

Princess Speaks Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang